Rangkuman Berita Timteng Selasa 17 Juli 2018

khameneiJakarta, ICMES: Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei memastikan bahwa kebijakan keji Amerika Serikat (AS) yang dinamai Deal of The Century untuk menuntaskan kemelut Palestina-Israel tidak akan pernah terwujud untuk selamanya.

Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyebut ibadah haji sebagai ibadah yang menjadi manifestasi perpaduan antara spiritualitas dan politik karena memiliki keistimewaan besar berupa pertemuan superkolosal antarumat Islam dari pelbagai penjuru dunia di satu tempat dan pada waktu yang sama.

Seorang petinggi militer Iran menyatakan bahwa ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Iran tidak membuat negara republik Islam ini takut dan gentar.

Pasukan Arab Suriah (SAA) mengumumkan pihaknya berhasil menguasai kawasan perbukitan yang sangat stategis karena terhubung dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki pasukan Zionis Israel.

Berita selengkapnya;

Ayatullah Khamenei: Deal of The Century Tidak Akan Terwujud

Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei memastikan bahwa kebijakan keji Amerika Serikat (AS) yang dinamai Deal of The Century untuk menuntaskan kemelut Palestina-Israel tidak akan pernah terwujud untuk selamanya.

Dalam kata sambutannya pada pertemuan dengan para pejabat dan panitia penyelenggara ibadah haji Iran di Teheran, ibu kota Iran, Senin (16/7/2018), Ayatullah Khamenei mengatakan bahwa kubu musuh berfokus pada upaya menekan umat Islam terutama dalam isu Palestina dan Yaman.

“AS memberi nama Deal of The Century pada kebijakan kejinya mengenai Palestina, tapi mereka harus tahu bahwa perjanjian ini tidak akan pernah terwujud untuk selamanya –berkat pertolongan Allah SWT-, dan isu Palestina tidak akan pernah terlupakan meskipun para pejabat AS mengupayakannya. Al-Quds (Baitul Maqdis/Yerussalem)  tetap merupakan ibu kota Palestina,” tegasnya.

Dia juga memastikan bahwa umat Islam akan melawan konspirasi AS itu dan menyokong penuh bangsa Palestina.

“Memang, sebagian pemerintah Islam yang sama sekali tidak beriman kepada Islam akibat kedunguan, kebodohan, dan ambisi duniawinya telah berperan sebagai relawan AS. Tapi dengan bantuan Allah, umat Islam dan bangsa Palestina akan menang atas musuh-musuhnya, dan akan mengalami hari di mana akar-akar palsu Zionis tercerabut dari bumi Palestina,” lanjutnya. (alalam)

Ayatullah Khamenei: Jangan Ada Yang Menghalangi Realisasi Ibadah Haji Sejati

Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyebut ibadah haji sebagai ibadah yang menjadi manifestasi perpaduan antara spiritualitas dan politik karena memiliki keistimewaan besar berupa pertemuan superkolosal antarumat Islam dari pelbagai penjuru dunia di satu tempat dan pada waktu yang sama.

“Haji yang sejati ialah haji yang disertai dengan keberlepasan diri dari musyrikin di satu sisi, dan menyediakan peluang bagi persatuan dan soliritas umat Islam di sisi lain,” terangnya dalam pidato saat ditemui para pejabat dan panitia penyelenggara ibadah jemaah haji Iran di Teheran, ibu kota Iran, Senin (16/7/2018).

Dia juga mengingatkan bahwa Haramain Mekkah al-Mukarromah dan Masjid Nabawi adalah milik seluruh umat Islam sehingga jangan ada pihak tertentu yang merasa dapat berbuat semaunya dan sewenang-wenang di dua tanah suci umat Islam itu.

“Ka’bah, Masjidil Haram, dan Masjid Nabawi adalah milik seluruh umat Islam, bukan hanya milik orang-orang yang berkuasa di tanah itu…Siapapun tak berhak menghalangi terwujudnya konsep haji yang sejati, dan jika suatu negara dan pemerintahan melakukan tindakan ini maka sungguh ialah telah menghalangi jalan Allah,” tegasnya.

Ayatullah Khamenei kemudian menjelaskan bahwa tegaknya Republik Islam Iran telah memperlihatkan kemampuan Islam tampil prima di pentas politik dan gelanggang kehidupan universal sehingga mengandaskan upaya-upaya laten untuk memisahkan agama dari politik, dan “ibadah haji terhitung kesempatan dan pentas operasional untuk memperlihatkan kombinasi antara agama dan politik.”

Menurutnya, pertemuan umat Islam di satu tempat dan waktu yang sama pada musim haji merupakan pertanda adanya tujuan-tujuan yang melampaui norma spiritual semata, dan salah satu tujuan penting haji adalah pertemuan, komunikasi, dan kesefahaman antar umat Islam. (alalam)

Pada Konferensi Gaza, Jenderal Iran Nyatakan Trump Dan Kubunya Akan Musnah

Seorang petinggi militer Iran menyatakan bahwa ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Iran tidak membuat negara republik Islam ini takut dan gentar.

Pernyataan itu dikemukakan oleh Wakil Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Urusan Mobilisasi, Brigjen Gholam Hossein Ghaib-Parvar, dalam konferensi  bertema “Mesiu Basah “ yang diselenggarakan secara serempak di Gaza dan Teheran, ibu kota Iran, yang dihadiri oleh para pemimpin dan tokoh  faksi-pejuang Palestina dan para pejabat Iran, Senin malam (16/7/2018), seperti dilaporkan kantor berita berita Turki, Anadolu.

Dalam pidato melalui konferensi video untuk konferensi di Gaza dia menambahkan, “Ancaman Trump terhadap Poros Resistensi (Iran, Irak, Suriah, Hizbullah, Palestina) dan tepatnya lagi Teheran tidak membuat kami takut. Kami sama sekali tidak pernah takut kepada Trump, sebab masa depan adalah milik kita, sementara dia dan kubunya akan musnah.”

Dia menambahkan, “Umat Islam di bawah kepemimpinan yang bijaksana di Teheran tidak lagi bercerai berai, melainkan laksana satu orang.”

Pada 8 Mei lalu Trump mengumumkan negaranya keluar dari perjanjian nuklir Iran yang diteken pada tahun 2015 untuk membatasi program nuklir Iran untuk tujuan damai semata dan mencabut sanksi-sanksi Barat terhadap Iran. Trump juga menegaskan pemberlakuan kembali sanksi ekonomi AS terhadap Iran dan semua perusahaan yang bekerjasama dengan Iran.

Sementara itum tokoh Hamas Ismail Ridwan pada konferensi “Mesiu Basah” menyatakan bahwa konferensi ini diselenggarakan berkenaan dengan selesainya pelaksanaan sebuah jajak pendapat yang dilakukan di negara-negara Arab dan Islam, termasuk Suriah, Palestina, Lebanon, Irak, Yaman, dan Mesir, mengenai sosok teroris terbesar di dunia.

Hasil jajak pendapat ini menempatkan nama Donald Trump di urutan pertama yang disusul oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menhan Israel Avigdor Lieberman, dan Dubes AS untuk PBB Nikki Haley.

Ridwan menambahkan bahwa Hamas dan faksi-faksi Palestina lainnya berhak memiliki senjata dengan segala cara yang memungkinkan untuk membela bangsa Palestina di depan kejahatan Rezim Zionis Israel.

Tokoh faksi Jihad Islam Palestina, Khalid al-Batash, dalam konferensi ini menyatakan Barat bermaksud “menyisihkan kubu resistensi Palestina dari pentas kaum merdeka dunia, sementara Iran dengan seluruh pemimpin dan prajuritnya berdiri sepenuh hati bersama Palestina dan resistensinya.” (rayalyoum)

SAA Kuasai Kawasan Paling Strategis Dekat Golan

Pasukan Arab Suriah (SAA) mengumumkan pihaknya berhasil menguasai kawasan perbukitan yang sangat stategis karena terhubung dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki pasukan Zionis Israel.

Kantor berita Suriah, SANA, mengutip pernyataan sumber militer bahwa “SAA telah merebut kembali kawasan Tal al-Harah yang merupakan titik paling strategis di front selatan.”

Senin (16/7/2018) SAA mendapatkan kemajuan baru dalam pergerakan dan pertempurannya di bagian selatan Suriah melawan kelompok-kelompok pemberontak dan teroris serta mendesak mereka agar bergabung dengan rekonsiliasi.

SAA berjuang sejak beberapa pekan lalu untuk membebaskan semua wilayah selatan Suriah dari pendudukan kelompok-kelompok bersenjata pemberontak dan teroris.

Sejauh ini melalui operasi yang dimulai sejak 19 Juni lalu itu telah dicapai kesepakatan Rusia dengan beberapa kelompok oposisi yang membuat SAA berhasil menguasai lebih dari 80% wilayah provinsi Daraa di mana pasukan pemberontak kini tidak lagi bercokol kecuali di pinggiran baratnya.

Direktur Ekskutif Obervatorium Suriah untuk HAM, Rami Abdulrahman, mengatakan, “Pasukan pemerintah menguasai distrik al-Harah, Samlin, dan Zamrin setelah kelompok-kelompok oposisi menyetujui kesepakatan yang mengharuskan masuknya badan-badan negara dan peletakan senjata berat dan menengah kaum militan.”

SANA mengutip keterangan sumber militer bahwa SAA juga telah membebaskan sejumlah desa, termasuk al-Taihah, “setelah menumpas sejumlah besar teroris dan menghancurkan senjata dan perlengkapan perang mereka.”

Kelompok teroris Hayat Tahrir Sham alias Jabhat al-Nusra menolak kesepakatan dengan pemerintah Suriah dan memilih untuk terus melawan SAA di Tal al-Harah yang mendapat serangan udara sengit dari Suriah dan Rusia. Lebih dari 30 teroris Al-Nusra tewas akibat gempuran yang terjadi sejak Ahad lalu hingga kemudian SAA berhasil menguasai kawasan ini pada Senin kemarin.

Setelah menguasai sebagian besar wilayah Daraa, SAA sejak Ahad pagi lalu melancarkan serangan udara sengit ke posisi-posisi pasukan pemberontak di provinsi Quneitra yang sebagian besarnya dikuasai kawanan bersenjata dan berbatasan dengan zona gencatan senjata Suriah-Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Para pengamat menilai operasi militer SAA sangat berat di provinsi Quneitra karena kawasan ini berdekatan dengan Israel. (rayalyoum)