Rangkuman Berita Timteng Sabtyu 14 Juli 2018

pasukan bertopeng iranJakarta, ICMES: Rezim Zionis Israel telah mendesak Rusia agar menjauhkan pasukan Iran dari perbatasan Israel (Palestina pendudukan 1948)-Suriah sejarak 80 kilometer untuk sementara waktu sampai tuntutan Israel agar pasukan Iran keluar dari seluruh wilayah Suriah dipenuhi.

Pemimpin gerakan Ansarullah (Houthi) di Yaman, Abdel Malik al-Houthi, memuji Iran dan Hizbullah yang telah konsisten mendukung kelompok ini dalam perlawanan terhadap agresi pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

Satu anak kecil Palestina gugur syahid dan beberapa lainnya cidera dan mengalami sesak nafas akibat serangan pasukan Zionis Israel terhadap massa pengungjuk rasa di kawasan timur Jalur Gaza.

Berita selengkapnya;

Israel Minta Pasukan Iran Dijauhkan Sejarak 80 KM, Bagaimana Tanggapan Rusia?

Rezim Zionis Israel telah mendesak Rusia agar menjauhkan pasukan Iran dari perbatasan Israel (Palestina pendudukan 1948)-Suriah sejarak 80 kilometer untuk sementara waktu sampai tuntutan Israel agar pasukan Iran keluar dari seluruh wilayah Suriah dipenuhi.

Namun demikian, sebagaimana dilaporkan koran Israel Yedioth Ahronoth, Jumat (13/7/2018), Rusia menolak permintaan tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu lalu (11/7/2018) berkunjung ke Moskow dan menemui Presiden Rusia Vladimir Putin guna membicarakan isu Suriah. Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa konsekuensi desakan tersebut ialah serangan Israel terhadap sasaran militer Iran yang ada dalam jarak 80 kilometer dari perbatasan Israel, dan Israel juga tetap bersikukuh mencegah eksistensi militer Iran di Suriah dan pengiriman senjata mutakhir Iran ke Suriah.

Yedioth Ahronoth menambahkan bahwa dalam waktu dekat ini Pasukan Arab Suriah (SAA) akan melanjutkan operasi militernya untuk menguasai wilayah Golan Suriah, sementara Israel telah menetapkan persyaratan yang sangat jelas antara lain “larangan masuk ke zona penyangga, larangan memasukkan senjata berat, dan larangan masuknya pengungsi ke wilayah Israel.”

Koran berbahasa Ibrani ini kemudian mengklaim bahwa nilai bantuan Iran kepada Hizbullah telah menurun dari US$ 850 juta pada tahun lalu menjadi US$ 600-700 juta pada tahun ini sehingga menimbulkan kecemasan pada Hizbullah, terlebih karena sampai 4-5 tahun lalu bantuan Iran sempat mencapai sekira US$ 1 miliar per tahun.

“Meskipun organisasi Syiah (Hizbullah) ini mengalami tekanan ekonomi, namun evaluasi Israel menunjukkan bahwa Hizbullah akan terus memfokuskan upayanya pada peningkatan presisi rudal jarak jauhnya, dan menganggapnya sebagai tujuan tertinggi,” lanjut  Yedioth Ahronoth.

Sementara itu, koran lain Israel Haaretz di hari yang sama menyebutkan bahwa Rusia akan mengupayakan penarikan pasukan Iran dari Suriah dengan syarat Israel tidak lagi mengusik Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pemerintahannya.

Haaretz menambahkan bahwa jika dalam pertemuan puncak Putin dengan sejawatnya dari Amerika Serikat, Donald Trump, yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini keduanya sepakat mengenai pencabutan sanksi yang diterapkan terhadap Rusia pasca perang Ukuraina dan pendudukan Rusia atas Krimea maka AS akan meminta Rusia menarik pasukan Iran dari Suriah atau minimal menjauhkannya dari perbatasan Israel sejauh 80 kilometer. (rayalyoum)

Pemimpin Ansarullah Puji Iran Dan Hizbullah Serta Bantah Tuduhan Kubu Saudi

Pemimpin gerakan Ansarullah (Houthi) di Yaman, Abdel Malik al-Houthi, memuji Iran dan Hizbullah yang telah konsisten mendukung kelompok ini dalam perlawanan terhadap agresi pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

“Apa yang telah membesarkan gerakan muqawamah (resistensi) di kawasan dan apa yang telah membuat Iran menjadi mulia adalah hasil kesediaan mereka memikul beban tanggungjawab, jihad, dan pengorbanan,” ungkapnya dalam pernyataan yang ditayangkan secara langsung oleh saluran al-Masirah, Jumat (13/7/2018), berkenaan dengan apa yang disebut Ansarullah sebagai  “Dzikra Sharkhah” (Peringatan Pekikan).

Dia melanjutkan bahwa pihaknya “tidak berminat kepada solusi politik dari PBB untuk menyelesaikan perang Hudaydah dan pesisir barat negara ini (Yaman)”, dan berterima kasih kepada Sekjen Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah “yang dalam kedudukannya yang mulia telah bersimpati kepada bangsa Yaman.”

Kelompok Ansarullah setiap tanggal 29 Syawal memperingati Dzikra Sharkhah yang telah dijadikan sebagai slogan oleh pendiri Ansarullah, Husain al-Houth, pada tahun 2001.  Dzikra Sharkhah terdiri atas lima kalimat yang selalu dipekikkan oleh Ansarullah dalam berbagai momen penting, yaitu: “Allahu Akbar, mampus Amerika, mampus Israel, laknat atas Yahudi, dan kemenangan bagi Islam.”

Arab Saudi yang memimpin pasukan koalisi Arab yang memerangi Ansarullah sejak tahun 2015 sampai sekarang menuding Iran dan Hizbullah memberikan bantuan militer dan senjata, termasuk rudal, kepada Ansarullah, namun Iran dan Hizbullah membantah tuduhan itu.

Tentang ini al-Houthi mengatakan, “Amerika, Saudi, dan Emirat sendiri mengetahui bahwa penyataan mereka mengenai masuknya rudal dari Iran melalui pelabuhan Hudaydah tidaklah benar dan merupakan dusta belaka, sebab memang tidak ada kapal apapun yang masuk ke pelabuhan ini kecuali setelah mendapat izin dan diperiksa (oleh kubu Saudi yang mengepung Yaman).”

Kelompok Ansarullah menguasai bagian utara Yaman, termasuk ibu kota negara ini, Sanaa, sedangkan pasukan loyalis mantan presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi yang didukung pasukan koalisi pimpinan Saudi menguasai bagian selatan dan menjadikan kota Aden sebagai markasnya.

Belakangan ini pertempuran antara Ansarullah yang didukung tentara Yaman di satu pihak dan pasukan loyalis Hadi yang didukung pasukan koalisi Arab berkonstrasi di kawasan sekitar pelabuhan Hudaydah yang menjadi pintu masuk bantuan kemanusiaan internasional. Pelabuhan ini dikuasai oleh pihak Ansarullah, sementara pasukan loyalis Hadi berusaha merebutnya. Belakangan ini pertempuran mereda untuk memudahkan mediasi Utusan Khusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths.

Abdel Malik al-Houthi mengatakan, “Kami menerima PBB memiliki peranan teknis, logistik, dan bantuan di Pelabuhan Hudaydah,sementara musuh menolaknya.”

Perang di Yaman berkobar sejak Maret 2015, yaitu sejak pasukan koalisi Arab mengintervensi Yaman hingga jatuh korban tewas puluhan ribu orang dan menyebabkan apa yang disebut PBB sebagai “krisis kemanusiaan terburuk di dunia.” (rayalyoum)

Satu Anak Palestina Gugur Akibat Serangan Pasukan Israel Di Gaza

Satu anak kecil Palestina gugur syahid dan beberapa lainnya cidera dan mengalami sesak nafas akibat serangan pasukan Zionis Israel terhadap massa pengungjuk rasa di kawasan timur Jalur Gaza, Jumat (13/7/2018).

Regu ambulan Palestina menyatakan bahwa seorang anak berusia 15 tahun telah gugur setelah menderita luka diterjang timah besi pasukan Zionis di timur kota Gaza.

Mereka juga mengatakan bahwa puluhan peserta aksi unjuk rasa Palestina juga mengalami cidera dengan kondisi sebagian besar mengalami sesak nafas akibat gas air mata yang dilepaskan oleh pasukan Israel di wilayah perbatasan Jalur Gaza-Israel (Palestina pendudukan 1948).

Unjuk rasa warga Palestina di Jalur Gaza dengan tema Great March of Riturn yang meneriakkan hak seluruh pengungsi Palestina untuk kembali ke kampung halamannya, termasuk di wilayah Israel, masih berlanjut dan telah memasuki bulan keempat. Aksi yang melibatkan ribuan massa ini juga menuntut diakhirinya blokade Israel terhadap Jalur Gaza yang sudah berlangsung 11 tahun.

Dalam aksi Jumat kemarin panitia juga mengangkat tema “Jumat Peduli Khan al-Ahmar”. Khan al-Ahmar adalah nama sebuah desa di dekat al-Quds (Yerussalem) yang hendak dihancurkan dan penduduknya akan diusir oleh Israel.

Ribuan warga Palestina berkumpul di dekat Kamp al-Awdah yang didirikan sebagai posko aksi sejarak ratusan meter di lima lokasi utama di bagian timur Jalur Gaza dekat perbatasan Israel.

Para peserta aksi mengibarkan bendera Palestina serta membakar ban-ban bekas dekat pagar pembatas untuk menutupi pemandangan dari para sniper Israel yang meneropong massa dari balik pagar pembatas.

Sejauh ini warga Palestina yang telah gugur sebagai syuhada akibat serangan pasukan Israel dalam aksi protes yang berlangsung hampir setiap hari sejak 30 Maret lalu tersebut mencapai 138 orang. (rayalyoum)