Rangkuman Berita Timteng Sabtu 12 Agustus 2017

al-aqsa-palestina3Jakarta, ICMES: Khatib Jumat Masjid al-Aqsa menyerukan kepada umat Islam terus membela haknya atas kota suci al-Quds (Yerussalem) di depan ketamakan Rezim Zionis Israel.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov  menuding Amerika Serikat (AS) bungkam atau bahkan memotivasi beberapa pemain asing yang masih aktif mendukung kelompok teroris Jabhat al-Nusra di Suriah.

Pasukan pemerintahan otonomi ini, Peshmerga, sg telah meringkus 1700 anggota ISIS yang bermaksud masuk ke wilayah Kurdistan dengan cara menyusup ke tengah pengungsi.

Qatar telah meningkatkan alokasi dananya dalam jumlah besar untuk mengimpor perlengkapan militer sejak 2015 sehingga menempati peringkat ketiga negara importir senjata terbesar di dunia.

Satu unit helikopter milik Uni Emirat Arab terhempas dan menyebabkan empat tentaranya tewas di provinsi Shabwa di Yaman selatan.

Berita selengkapnya;

Khatib al-Aqsa: Umat Islam Harus Pertahankan Haknya Atas Kota Suci al-Quds

Ribuan jemaah Palestina dari dalam kota al-Quds (Yerussalem) dan dari wilayah Israel alias Palestina pendudukan 1948 menunaikan shalat Jumat (11/8/2017) di Masjid al-Aqsa, al-Quds, di bawah sistem keamanan ekstra ketat yang diterapkan oleh Rezim Zionis Israel.

Israel mengerahkan pasukan kepolisian dan pasukan penjaga perbatasan dalam jumlah besar di gerbang-gerbang kota al-Quds dan Masjid al-Aqsa serta memasang barikade-barikade dan pos-pos di mana mereka memeriksa secara ketat identitas jemaah, terutama kalangan pemuda.

Khatib Masjid al-Aqsa, Syeikh Ismail Nawahdah, dalam khutbah Jumatnya mengingatkan bahwa kota ini merupakan salah satu kota suci yang tak ada bandingannya bagi bangsa-bangsa Arab dan umat Islam  kecuali Mekkah al-Mukarramah dan Madinah al-Munawwarah, dan al-Quds tetap terjaga abadi dalam sanubari mereka dengan adanya peringatan Isra’ dan Mikraj Nabi Muhammad SAW.

“Wibawa Baituil Maqdis (al-Quds/Yerussalem), Palestina, dan Islam yang telah kita saksikan sebagai reaksi atas upaya pengubahan terhadap identitasnya merupakan bukti terbesar atas hal itu,” ungkap Syeikh Nawahdah.

Dia menjelaskan bahwa kesucian al-Quds mengemuka setelah kota ini masuk dalam pemerintahan Islam di tangan Khalifah Umar Bin Khattab yang telah memasukinya dalam peristiwa pembebasan Islam secara damai, dan sejak itu umat Islam memerintah atasnya dengan pemerintahan berbasis keadilan, kasih sayang, dan toleransi.

Dia menegaskan bahwa umat Islam memang berhak atas al-Quds sehingga jangan sampai mereka mundur dalam mempertahankan hak ini.

“Kota al-Quds tetap merupakan kunci perang dan damai sehingga orang-orang yang berakal harus menyadari hal ini dengan baik sebelum kehilangan kesempatan,” serunya.

Syeikh Nawahdah mengecam upaya Judaisasi al-Quds yang dilakukan oleh rezim pendudukan Zionis dengan berbagai macam modus untuk mendistorsi statusnya dan menindas penduduknya dengan berbagai tindakan yang memprihatinkan sehingga mereka tak dapat mendatanginya kecuali dengan bersusah payah. (pic)

Lavrov: Jabhat al-Nusra Dilindungi Untuk Gantikan ISIS

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov  menuding Amerika Serikat (AS) bungkam atau bahkan memotivasi beberapa pemain asing yang masih aktif mendukung kelompok teroris Jabhat al-Nusra di Suriah.

Di sela-sela pertemuan klub pemuda di kota Vladimir, Rusia, Jumat (11/8/2017), dia menyatakan ada banyak indikasi yang menunjukkan bahwa sebagian pemain asing berusaha melindungi kawanan teroris Jabhat al-Nusra.

Menurutnya, pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) yang selama ini telah menyerang posisi-posisi kelompok teroris ISIS ternyata tidak pernah melakukan tindakan serupa atau operasi militer signifikan terhadap Jabhat al-Nusra.

“Kami curiga mereka menyokong al-Nusra agar dapat digunakan setelah ISIS kalah karena al-Nusra merupakan kelompok yang memiliki kesiapan tempur yang tinggi untuk memerangi pemerintah Suriah dan mengubah pemerintahan ini sesuai yang dikehendaki,” lanjut Lavrov.

Dia menambahkan bahwa ISIS pasti kalah meskipun sulit untuk diprediksi kapan kemenangan final akan dicapai atas mereka. (alalam)

Membaur Dengan Pengungsi 1700 Anggota ISIS Tertangkap Di Irak  

Menteri Dalam Negeri Kurdistan Irak Karim Sinjari, Jumat (11/8/2017), menyatakan bahwa pasukan pemerintahan otonomi ini, Peshmerga, sejak awal operasi militer pembebasan Mosul oleh pasukan Irak sampai sekarang telah meringkus 1700 anggota ISIS yang bermaksud masuk ke wilayah Kurdistan dengan cara menyusup ke tengah pengungsi.

Dia menjelaskan bahwa otoritas Kurdistan Irak telah melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk mengantisipasi penyusupan ISIS.

“Setelah kalah di berbagai front pertempuran ISIS berusaha menyusup ke wilayah Kurdistan dengan cara membaur dengan para pengungsi, namun pasukan keamanan telah memblokir jalur ini dan tak memperkenankan mereka masuk ke kawasan ini,” terangnya.

Dia melanjutkan, “Di tengah para pengungsi terdapat 1700 anggota ISIS yang bermaksud menyusup ke wilayah ini untuk melancarkan banyak operasi teror, namun mereka dapat dicegah dan mereka semua sudah ditangkap.”

Sinjari memastikan bahwa meskipun ISIS sudah kalah tapi sampai sekarang masih ada sisa-sisa anggotanya yang menjadi ancaman bagi keamanan masyarakat sehingga pasukan keamanan ditugaskan untuk mewaspai keberadaan mereka. (irna)

Qatar, Importir Senjata Terbesar Ketiga Di Dunia

Qatar telah meningkatkan alokasi dananya dalam jumlah besar untuk mengimpor perlengkapan militer sejak 2015 sehingga menempati peringkat ketiga negara importir senjata terbesar di dunia. Demikian dilaporkan situs Business Insider (BI) berdasarkan keterangan Kementerian Keadilan Amerika Serikat (AS).

Menurut situs yang berbasis di AS ini, Timteng telah mendominasi impor dunia berupa perlengkapan dan jasa pertahanan dalam kurun waktu tahun 2007 – 2016, dan negara-negara utamanya adalah Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Mengenai Qatar yang diblokade oleh Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir, BI menyebutkan bahwa  dewasa ini Qatar menempati ranking ketiga dalam impor alat dan sistem pertahanan, padahal pada tahun 2015 menempati ranking ketiga setelah terjadi peningkatan signifikan dalam impornya dari Perancis, AS, dan Italia.

Peter Wiseman, pakar dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), mengatakan, “Meskipun harga minyak anjlok tapi negara-negara kawasan itu terus  mengimpor lebih banyak senjata pada tahun 2016 dan menanggapnya sebagai akat pamungkas untuk berinteraksi dengan konflik dan ketegangan regional.”

Menurut statemen SPIRI, selama tahun 2012 -2016 saja ekspor senjata Qatar meningkat sebesar 282%.

Di pihak lain, Arab Saudi tercatat menempati ranking teratas di dunia, sementara Inggris, AS, dan Perancis merupakan negara eksportir senjata terbesar ke Timteng.

Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir telah memutus hubungan diplomatiknya dengan Qatar serta menerapkan beberapa sanksi boikot terhadapnya sejak Juni lalu dengan dalih bahwa Qatar mensponsori terorisme.

Meski begitu, beberapa hari kemudian Presiden AS Donald Trump yang berpihak kepada Saudi dan sekutunya malah menyetujui penjualan senjata ke Qatar seniai $12 miliar.  (rayalyoum)

Helikopter Jatuh, Empat Tentara Emirat Tewas Di Yaman

Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA), Jumat (11//8/2017), menyatakan satu unit helikopternya terhempas dan menyebabkan empat tentaranya tewas di provinsi Shabwa di Yaman selatan.

Pasukan UEA yang tergabung dalam pasukan kaolisi Arab pimpinan Arab Saudi ditempatkan di Yaman selatan. Beberapa sumber menyatakan bahwa di kawasan itu juga terdapat penjara-penjara rahasia yang dikelola oleh tentara UEA.

Pasukan koalisi tersebut melancarkan agresi militer ke Yaman sejak 26 Maret 2015 sampai sekarang dengan dalih membela presiden tersingkir Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi melawan milisi Ansarullah (Houthi) yang bersekutu dengan pasukan mantan presiden Ali Abdullah Saleh.

Saudi semula bersumbar akan dapat menumpas Ansarullah dalam hitungan hari atau minggu, tapi sampai sekarang  pasukan Ansrullah-Saleh masih tetap tangguh dan menguasai Sanaa, ibu kota Yaman, sementara belasan ribu orang yang sebagian warga sipil terbunuh akibat serangan udara Saudi dan sekutunya secara membabi buta. (irna)