Rangkuman Berita Timteng Rabu 21 Maret 2018

Jakarta, ICMES: Pasukan Arab Suriah (SAA) melanjutkan operasi militernya terhadap kelompok teroris Jabhat al-Nusra dan kelompok-kelompok lain yang bersekutu dengannya di Ghouta Timur, sementara serangan roket teroris menewaskan 29 orang di Damaskus.

Pakar politik ketua Media Focal Center, Salim Zahran, menyghouta suriah
atakan bahwa Suriah dan sekutunya sudah bersiap menghadapi kemungkinan serangan AS terhadap Suriah.

Irak dan Turki dilaporkan telah sepakat untuk melancarkan operasi militer gabungan di masa mendatang dengan target milisi Kurdi anti-Turki di wilayah perbatasan kedua negara.

Menlu Iran Mohammad Javad Zarif mengecam keras “penghinaan absurd” Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap pemerintah Iran dalam pesan tahun baru kalender Iran.

Selengkapnya:

SAA Gempur al-Nusra Dari 4 Arah, 29 Orang Tewas Terkena Roket Teroris Di Damaskus

Pasukan Arab Suriah (SAA) melanjutkan operasi militernya terhadap kelompok teroris Jabhat al-Nusra dan kelompok-kelompok lain yang bersekutu dengannya di Ghouta Timur, sementara serangan roket teroris menewaskan 29 orang di Damaskus.

Bersamaan dengan berlanjutnya proses keluarnya penduduk dari jalur-jalur khusus yang telah ditetapkan oleh pemerintah, satuan-satuan pasukan penyerbu Suriah melanjutkan pergerakan secara stabil dan gradual, dan Selasa (20/3/2018) mereka memuai operasi intensif dari empat arah sekaligus sekaligus, yaitu arah Hizma, Ein Tarma, Zamalka, dan Harasta, serta berhasil mendapatkan kemajuan baru setelah menimpakan banyak kerugian jiwa dan materi pada pihak lawan.

SAA juga mulai melancarkan serangan di bagian timur provinsi Daraa dan merebut sebuah desa di sekitar kawasan Lajah yang merupakan sarang kelompok pemberontak.

Pemberontak menguasai lebih dari 60% wilayah provinsi Daraa, sementara SAA menguasai 35% persen, dan kelompok teroris juga menguasai sejumlah daerah di Haud al-Yarmuk di barat daya Daraa.

Sementara itu, sumber kepolisian Damaskus, ibu kota Suriah, mengatakan bahwa 29 orang terbunuh dan 23 lainnya luka-luka terkena ledakan roket yang ditembakkan oleh kawanan teroris ke sebuah pasar tradisional di distrik Kashul bagian selatan kota ini, Selasa malam.

Sumber itu menambahkan bahwa jumlah korban meninggal bisa jadi bertambah karena kondisi sebagian korban luka kritis.

Peristiwa ini tercatat sebagai yang terbesar dari segi jumlah korban tewas dan luka berkenaan dengan serangan roket teroris ke Damaskus.  (alalam/rayalyoum)

AS Ancam Gempur Suriah, Bagaimana Reaksi Damaskus Sekutunya?

Belakangan ini media diramaikan oleh rencana serangan militer Amerika Serikat (AS) dan Israel terhadap Suriah dan Lebanon. Tentang ini, pakar politik ketua Media Focal Center, Salim Zahran, mengatakan kepada Sputnik milik Rusia bahwa dia telah menemui sejumlah pejabat resmi Suriah.

Seperti dilansir al-Alalam, Selasa (20/3/2018), Zahran mengatakan bahwa penduduk Damaskus  tetap menjalankan kegiatan sehari-harinya secara normal, sedangkan pemerintah menyikapinya dengan dua skenario. Pada skenario pertama, ancaman itu dipandang serius dan bisa jadi akan dilakukan setelah pertemuan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman dengan Presiden AS Donald Trump.

“Pada skenario pertama Suriah, Rusia dan sekutu keduanya telah memetakan reaksi mereka di mana kali ini tidak akan menyasar ISIS, Jabhat al-Nusra dan peralatan tempur AS di lapangan, melainkan juga akan menyasar langsung pangkalan-pangkalan militer AS di Suriah.  Rudal-rudal khusus bahkan akan digunakan untuk menyerang kapal selam AS,” terangnya.

Sedangkan pada skenario kedua di mana ancaman itu dipandang sebatas gertakan atau bagian dari perang urat saraf, Presiden Suriah Bashar Assad antara lain telah mereaksinya dengan kepergiannya ke Ghouta Timur dengan menyetir mobil sendiri tanpa pengawalan.

Mengenai sikap Rusia terhadap perkembangan tersebut, Zahran mengatakan bahwa sikap Rusia dalam hal ini sudah terbuka, yaitu ketika Rusia menyatakan bahwa beberapa kapal selam AS bergerak di Laut Tengah membawa rudal cruise.

“Ini merupakan isyarat kepada AS, ‘Kami memantau apa yang kalian lakukan,’ karena itu pergerakan tersebut akan menjadi sasaran,” ujarnya Zahran.

Selain itu, lanjutnya, pangkalan-pangkalan AS di utara dan timur Suriah juga terjangkau oleh rudal-rudal Suriah. (alalam)

Ankara Memulai Operasi Militer Di Perbatasan Irak, Bekerjasama Dengan Baghdad

Irak dan Turki dilaporkan telah sepakat untuk melancarkan operasi militer gabungan di masa mendatang dengan target milisi Kurdi anti-Turki di wilayah perbatasan kedua negara.

Dalam pertemuan dengan Menteri Kehakiman Irak Haider al-Zamili di Baghdad, ibu kota Irak, Dubes Turki untuk Irak, Fateh Yildiz, mengatakan bahwa bekerjasama dengan pemerintah Baghdad Ankara mulai melancarkan operasi militer di perbatasannya dengan Irak “untuk membersihkan perbatasan dari kantung teroris “.

Dalam pernyataan yang dikutip oleh Kementerian Kehakiman Irak, Selasa (20/3/2018), itu Yildiz menambahkan, “Turki siap bekerja sama dengan pemerintah Irak di bidang kontra-terorisme dan memperjuangkan kedaulatan kedua negara.”

Di pihak lain, Menteri Kehakiman Irak mengatakan “Irak telah menunjukkan niat baik dalam tuntutan Turki terkait keamanan di perbatasan bersama… Situasi politik dan keamanan memerlukan kesepakatan baru”.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah pidato di Ankara, Senin (19/3/2018), menyatakan  negaranya sewaktu-waktu akan memulai operasi di wilayah Sinjar, Irak utara, terhadap Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dianggap Ankara sebagai kelompok teroris. (iraqinews)

Trump Menghina Teheran Di Hari Raya, Ini Tanggapan Menlu Iran

Menlu Iran Mohammad Javad Zarif mengecam keras “penghinaan absurd” Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap pemerintah Iran dalam pesan tahun baru kalender Iran.

“Dengan peradaban yang berusia ribuan tahun orang Iran memiliki kedalaman historis yang cukup untuk mengabaikan penghinaan absurd seorang pemimpin reaksioner yang seluruh perintah sejarah, politik dan diplomasinya dapat diringkas menjadi 280 kata,” ungkap Zarif di halaman Twitternya, Selasa (20/3/2018).

Dalam pesan tahun baru Nowruz itu Trump mengecam pemerintah Iran dan menyebut mereka “penguasa yang melayani diri sendiri, alih-alih melayani rakyat.”

Trump juga menuduh Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) terlibat dalam korupsi dan salah urus ekonomi Iran.

AS telah menunjukkan sikap yang jauh kasar terhadap Iran sejak Trump menjabat sebagai presiden pada Januari 2017.

Trump berulang kali mengancam akan menarik negaranya dari kesepakatan nuklir Iran dengan enam negara terkemuka dunia, Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang diteken pada tahun 2015. Dia mengatakan AS mengupayakan revisi kesepakatan ini.

Iran telah menolak mentah-mentah keinginan Trump tersebut dengan menegaskan bahwa AS tidak dapat mengubah JCPOA yang didukung Resolusi 2221 Dewan Keamanan PBB dan tercatat sebagai dokumen internasional. (presstv)