Rangkuman Berita Timteng Kamis 16 November 2017

iran pesiden hassan rouhaniJakarta, ICMES: Presiden Iran Hassan Rouhani melontarkan kecaman yang sangat pedas terhadap Raja Salman Bin Abdulaziz Al-Saud, antara lain dengan menyatakan bahwa pihak yang mengaku sebagai “Khadimul Haramain”  (pelayan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) masih melanjutkan kejahatannya terhadap bangsa Muslim Yaman tanpa ada penyesalan atas perbuatan selama ini.

Presiden Lebanon Michel Aoun menyatakan bahwa Saad Hariri yang telah mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri Lebanon telah ditahan di Arab Saudi, dan penahan ini merupakan agresi rezim Saudi terhadap Lebanon.

Kemhan Rusia menyatakan enam unit pesawat pembom supersonik jenis  Tupolev Tu-22 M3 telah melancarkan serangan udara sengit terhadap kawanan teroris ISIS di kawasan Abu Kamal setelah melintasi zona udara Iran dan Irak.

Berita selengkapnya;

Rouhani: Pengaku “Khadimul Haramain” Lanjutkan Kejahatan Di Yaman Tanpa Penyesalan

Presiden Iran Hassan Rouhani melontarkan kecaman yang sangat pedas terhadap Raja Salman Bin Abdulaziz Al-Saud, antara lain dengan menyatakan bahwa pihak yang mengaku sebagai “Khadimul Haramain”  (pelayan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) masih melanjutkan kejahatannya terhadap bangsa Muslim Yaman tanpa ada penyesalan atas perbuatan selama ini.

Di sela-sela rapat kenegaraannya, Rabu (15/11/2017), dia juga mengingatkan bahwa keberadaan kekuatan-kekuatan asing di kawasan Teluk dan Timteng secara umum alih-alih bermanfaat malah menimbulkan banyak problema bagi negara-negara regional.

Menurut Rouhani, situasi di Yaman sangat tragis dan rakyat negara ini sudah sekian tahun menderita akibat wabah penyakit, kemiskinan, dan serangan tanpa henti Saudi dan sekutunya.

“Mengapa sebuah negara Muslim yang penguasanya mengaku sebagai Khadimul Haramaian malah melakukan semua kejahatan ini terhadap bangsa Yaman tanpa menunjukkan penyesalan sama sekali sehingga tetap melanjutkannya?” kecam Rouhani.

Dia juga mengritik kebungkaman PBB di depan kejahatan yang didukung oleh kekuatan-kekuatan Barat sehingga PBB sama sekali tidak mengambil sikap yang tegas dan mengikat terkait dengan kejahatan ini.

“Sebagian orang di kawasan ini beranggapan bahwa keberadaan kekuatan-kekuatan besar akan menyajikan keamanan di dalamnya. Karena itu mereka mengandalkan Inggris, Amerika Serikat (AS), dan kekuatan-kekuatan lain, sementara semua orang sekarang melihat sepenuhnya betapa eksistensi kekuatan-kekuatan asing ini tidak mendatangkan manfaat apapun bagi kawasan,” ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa pihak asing memanfaatkan eksistensinya itu untuk semata-mata memasarkan senjata dan menciptakan kondisi untuk bisa masuk ke pasar di kawasan ini serta mempermainkan harga minyak dan melicinkan tujuan-tujuan kejinya di sektor-sektor ini.

“Keberadaan mereka selamanya tidak akan mendatangkan kemaslahatan apapun bagi bangsa-bangsa regional, dan justru hanya menimbulkan banyak problema dan kesusahan,” tegasnya.

Presiden Iran melanjutkan bahwa setiap kali pejabat AS datang ke Timteng selalu disusul dengan kobaran api perang dan atau ketegangan di sebagian kawasan ini, dan akibat campurtangan kekuatan-kekuatan adidaya inilah terjadi perang besar di Afghnistan, Irak, dan Suriah.

Mengenai mundurnya Saad Hariri dari jabatan perdana menteri Lebanon, dia memastikan ada pihak lain (Saudi) yang campurtangan hingga batas memaksa Hariri mundur untuk digantikan dengan orang lain, suatu tindakan yang “sangat jarang terjadi sepanjang sejarah.”

Kepada Saudi Rouhani menyoal, “Apa hubungan kalian dengan masalah ini? Kekuatan apa yang kalian andalkan dalam berbuat demikian? Sejauh mana  harta dapat berpengaruh dalam bayangan kalian? “

Presiden Rouhani menilai Saudi “sangat memalukan” karena sebagai negara Islam malah meminta bantuan kepada Israel untuk menggempur bangsa Muslim Lebanon.

“Dalam sejarah kami belum pernah melihat adalah negara Islam melakukan tindakan sedemikian rupa, dan ini menunjukkan ketidak matangan orang-orang yang menjabat di sana,” kecamnya.

Dia kemudian memastikan bahwa Republik Islam Iran akan terus membela kaum tertindas.

“Kalian suka atau tidak, kami sebagai negara Republik Islam Iran telah dan akan terus menyokong bangsa-bangsa tertindas. Kami bergegas menyokong orang-orang tertindas, dan kami tidak bisa melihat para teroris menghancurkan tempat-tempat suci dan menyerang orang-orang tak berdosa, apalagi umat Islam,” tandasnya.

Terakhir dia menegaskan keharusan memperkuatan kekuatan nasional Iran yang mencakup aspek militer, demokrasi, politik, dan ekonomi. (alalam)

Presiden Lebanon: Penahanan Hariri Di Saudi Merupakan Agresi Terhadap Lebanon

Presiden Lebanon Michel Aoun menyatakan bahwa Saad Hariri yang telah mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri Lebanon telah ditahan di Arab Saudi, dan penahan ini merupakan agresi rezim Saudi terhadap Lebanon.

“Kami memandang hal ini tindakan agresi terhadap Lebanon,” katanya di depan wartawan, Rabu (16/11/2017).

Dia melanjutkan bahwa Hariri masih belum bisa dianggap mundur, dan kepulangannya ke Lebanon berkaitan erat dengan kedaulatan nasional Lebanon.

Presiden Aoun mengaku akan terus melakukan segala upayanya untuk mendesak Saudi melepaskan Hariri, dan dalam rangka ini dia telah menghubungi negara-negara Arab dan Barat.

“Apa yang terjadi pada Perdana Menteri Hariri di Saudi berupa penahanan atas kebebasannya telah menyentuh kehormatan semua orang Lebanon,” tegasnya.

Dia mengingatkan, “Tak ada alasan apapun untuk membenarkan tidak pulangnya Hariri setelah 12 hari berlalu, dan atas dasar ini kami menganggapnya ditahan, dengan apa yang menyalahi Perjanjian Wina dan keabsahan HAM.”

Dia juga menegaskan bahwa situasi keuangan di Lebanon stabil dan  tak ada kekuatiran soal ini.

Seperti diketahui, Hariri di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, menyatakan mundur pada 4 November lalu. Berbagai sumber di Lebanon menyatakan tindakan ini merupakan akibat tekanan Saudi.

Hariri dalam wawancara televisi dan pernyataan melalui halaman Twitter mengaku tidak tertekan di Saudi dan bisa pulang kapan saja, tapi Aoun menyatakan tidak percaya sebelum Hariri pulang ke Lebanon. (alalam)

Tantang AS, Rusia Gempur ISIS Di Kawasan Abu Kamal

Kemhan Rusia menyatakan enam unit pesawat pembom supersonik jenis  Tupolev Tu-22 M3 telah melancarkan serangan udara sengit terhadap kawanan teroris ISIS di kawasan Abu Kamal setelah melintasi zona udara Iran dan Irak.

“Enam pesawat bomber jarak jauh jenis Tu-22 M3 yang meluncur dari wilayah Rusia telah melancarkan beberapa kali serangan udara terhadap organisasi teroris IS (ISIS) di kawasan Abu Kamal setelah melintasi zona udara Irak dan Iran,” bunyi statemen Kemlu Rusia, Rabu (15/11/2017).

Kemhan Rusia menjelaskan bahwa target serangan adalah beberapa titik konsentrasi ISIS dan kendaraan-kendaraan lapis baja milik mereka.

Statemen itu menyebutkan bahwa semua sasaran tersebut hancur, dan pesawat-pesawat pembom itu didamping jet tempur Su-30 SM yang melesat dari bandara Hmeimim, Suriah. Semua pesawat itu kembali ke pangkalan masing-masing setelah melancarkan misi tersebut.

Sehari sebelumnya, Kemhan Rusia menunjukkan kegeramannya terhadap hipokrasi AS mengenai ISIS. Rusia mengaku memiliki bukti kuat bahwa AS melindungi sisa-sisa ISIS yang kabur dari kota Abu Kamal ke wilayah perbatasan Suriah-Irak lainnya agar bisa bangkit bangkit lagi demi kepentingan AS di Timteng.

Selanjutnya, Rusia mengajak pasukan koalisi pimpinan AS untuk bersama Rusia melancarkan serangan terhadap teroris di Suriah, tapi Kemhan AS, Pentagon, menolak ajakan ini dengan menyatakan bahwa AS tidak akan bersama dengan pihak manapun yang bukan anggota koalisi itu dalam serangan terhadap teroris.

Pentagon juga menegaskan, “Pasukan koalisi itu tidak akan melancarkan serangan udara di Suriah maupun Irak atas permintaan pemerintah Suriah maupun Rusia.”  (alalam/rt)