Rangkuman Berita Timteng Jumat 8 Juni 2018

hari al-quds di iranJakarta, ICMES: Jubir Kemlu Amerika Serikat (AS) menyatakan pihaknya prihatin atas adanya laporan mengenai kemungkinan akan terjadinya pertemuan Presiden Suriah Bashar al-Assad dengan Presiden Korut Kim Jong-Un.

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri menegaskan bahwa Hari al-Quds Sedunia kali ini diperingati di tengah suasana yang lebih krusial dan akan mematahkan “fitnah baru AS-Zionis”.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali mengancam Suriah dengan mengatakan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pemerintahannya tidaklah aman dari balasan Israel selagi pasukan Iran masih bercokol di Suriah.

Dubes Qatar untuk Rusia Fahd Mohammad al-Atiyyah menegaskan negaranya berhak membela diri dan karena itu menolak keras ancaman ancaman Arab Saudi terkait keputusan Qatar membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.

Rouhani: Pembebasan Al-Quds Masih Dicita-Citakan Oleh Bangsa Iran

Presiden Iran Hassan Rouhani, Kamis (7/6//2018), menegaskan bahwa pembembasan al-Quds (Yerussalem) masih menjadi cita-cita bangsa Iran dan bahkan seluruh umat Islam, dan bahwa hari pembebasan itu akan datang, seluruh rakyat Palestina akan kembali ke kampung halaman mereka, dan umat Islam dapat mendirikan shalat di Masjid al-Aqsa.

Dalam pernyataan menyongsong Hari Al-Quds Sedunia yang jatuh setiap Jumat terakhir bulan suci Ramadhan, Rouhani mengatakan bahwa bangsa Iran merespon panggilan Imam Khomaini setiap tahun untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa akbar Hari Al-Quds, terlebih di saat perkembangan situasi semakin krusial seperti terjadi pada tahun ini.

“Hari al-Quds tahun ini tersendiri, karena selain bersamaan dengan peringatan 70 tahun pendudukan tanah Palestina, tahun ini kita juga melihat pengakuan AS atas al-Quds, tanah suci seluruh umat Islam, sebagai ibu kota rezim Zionis penjajah, menyalahi semua ketentuan dan undang-undang internasional,” terangnya Rouhani.

Dia mengatakan, “Pada tahun ini kita juga melihat eskalasi penindasan warga Palestina, terutama penduduk Gaza. Di sisi lain, kita melihat beberapa bulan lalu peningkatan safari para pemimpin Zionis dengan tujuan menakut-nakuti Iran dan berusaha melakukan tindakan anti kepentingan bangsa Iran.”

Presiden Iran menambahkan, “Atas dasar ini, apa yang saya harapkan dari seluruh anak bangsa Iran dengan seluruh golongan dan pandangannya ialah dalam partisipasi demo Hari al-Quds ini menyampaikan pesan kepada Rezim Zionis penjajah bahwa bangsa ini tidak akan pernah melupakan tanah Palestina dan al-Quds al-Sharif, dan bahwa pembebasan al-Quds tetap menjadi tujuan suci bangsa Iran dan seluruh Muslimin.”

Sementara itu, para marji’ (ulama besar yang menjadi panutan) di Iran merilis statemen berisi seruan agar masyarakat Iran mengikuti unjuk rasa akbar Hari al-Quds.  (alalam)

Militer Iran: Hari Al-Quds Akan Membuyarkan “Fitnah Baru AS-Zionis”

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri menegaskan bahwa Hari al-Quds Sedunia kali ini diperingati di tengah suasana yang lebih krusial dan akan mematahkan “fitnah baru AS-Zionis”.

Hal ini dia tegaskan dalam sebuah statemennya, Kamis (7/6/2019), berkenaan dengan haul pendiri Republik Islam Iran Imam Khomaini yang ke-29 sekaligus peringatan ke-55 tahun intifada Palestina (5 Juni 1963) dan peringatan Hari Al-Quds Internasional yang diselenggarakan pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan.

Dia memastikan bahwa situasi sekarang sangat krusial karena konflik antara kekuatan antagonis Amerika Serikat (AS) dan Republik Islam Iran sedang memasuki babak baru.

Menurutnya, seluruh barisan pasukan Iran tetap loyal kepada nilai-nilai revolusi  dan siap menjalankan perintah Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Ali Khamenei dalam mempertahankan kemerdekaan, integritas, kedaulatan, dan proses kemajuan pemerintahan Islam, melawan “jahiliyah modern”, dan mencapai “gerbang peradaban Islam modern”.

“Berkat anugerah Allah, mereka tidak akan ragu barang sesaat dalam proses yang diberkahi ini untuk mereaksi segala ancaman, agresi, dan ketamakan musuh dan orang-orang yang beritikad buruk,” lanjutnya.

Mengenai Hari Al-Quds Sedunia dia mengingatkan bahwa peringatan kali ini jauh lebih krusial karena berlangsung ketika AS baru melakukan tindakan-tindakan provokatif, terutama pemindahan Kedubesnya untuk Israel dari Tel Aviv ke Al-Quds (Yerussalem) dan pengakuannya bahwa kota ini adalah ibu kota Israel.

Selain itu, lanjutnya, kaum Zionis belakangan ini telah membantai para pengunjuk rasa damai Palestina di wilayah perbatasan Jalur Gaza Israel dengan korban antara lain kaum perempuan dan anak kecil.

“Partisipasi revolusioner dan masif seluruh komponen bangsa Iran bersama umat Muslim lainnya dalam pawai akbar tahun ini pada peringatan Hari al-Quds Sedunia untuk membela al-Quds dan intifada Palestina akan mengandaskan fitnah baru AS-Zionis serta mempercepat proses kemenangan bangsa tertindas dan pejuang Palestina dan kehancuran entitas Zionis perampas dan penjajah,” tegas Mayjen Mohammad Bagheri. (alalam)

Netanyahu: Assad Tak Aman Dari Serangan Israel Jika Masih Ada Iran Di Suriah

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali mengancam Suriah dengan mengatakan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pemerintahannya tidaklah aman dari balasan Israel selagi pasukan Iran masih bercokol di Suriah.

Dalam konferensi Pertukaran Kebijakan di London, Kamis (7/6/2018), dia menegaskan, “Assad harus ingat bahwa Israel tidak campur tangan ketika mereka (Iran) terlibat dalam perang mengerikan di mana dia memanggil Iran ke Suriah meskipun perang di negaranya sudah hampir selesai. Dia tak lagi aman, pemerintahannyapun juga tak aman, dan kami akan menghancurkan pasukannya jika dia melepaskan tembakan terhadap kami.”

Dia menambahkan, “Saya kira perhitungan-perhitungan baru harus didapat. Suriah harus mengerti bahwa Israel tidak akan pernah membiarkan eksistensi militer Iran di Suriah….Dampaknya tidak akan hanya menimpa pasukan Iran melainkan juga pemerintahan Assad. Saya kira dia harus berpikir serius soal ini.”

Netanyahu menegaskan lagi bahwa Iran berusaha membuka front anti Israel dari selatan Suriah.

“Keberadaan Iran di Suriah hanya bertujuan menghancurkan Israel,” katanya.

Dia juga mengklaim bahwa pemerintah Iran dewasa ini sedang memboyong rudal-rudalnya ke Suriah untuk melancarkan serangan terhadap Israel dari Suriah, dan karena itu dia bersumbar bahwa Israel tidak akan membiarkan Iran memperkokoh eksistensi militernya di Suriah. (rt)

Qatar Kepada Suadi: Kita Bukan Di Era Hukum Rimba

Dubes Qatar untuk Rusia Fahd Mohammad al-Atiyyah menegaskan negaranya berhak membela diri dan karena itu menolak keras ancaman ancaman Arab Saudi terkait keputusan Qatar membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.

Hal ini dia kemukakan kepada kantor berita Sputnik milik Rusia, Kamis (7/6/2018), saat menanggapi kabar bahwa Saudi mengimbau Perancis agar mencegah Qatar membeli S-400, dan bahwa Saudi juga mengancam akan melakukan intervensi militer terhadap Qatar jika Qatar jadi memiliki sistem pertahanan mutakhir ini.

“Kami mendengar pernyataan-pernyataan demikian dari media internasional, tapi kami di Qatar menegaskan prinsip kedaulatan dan haknya dalam membela diri dan masuk dalam kemitraan yang sah dengan negara-negara lain,” ujar al-Atiyyah.

Dia menambahkan, “Jika pernyataan Saudi benar adanya maka kami menolak sepenuhnya. Kita hidup bukan di era hukum rimba yang mengandalkan intimidasi. Kita berada di bawah payung PBB, dan pada gilirannya siapapun tak berhak mendiktekan keinginan kepada kami selagi kami mengupayakan sesuatu yang benar dan sah.”

Dia menjelaskan bahwa kerjasama negaranya “dengan pihak Rusia berlanjut di semua bidang, termasuk keamanan dan pertahanan”, dan Qatar “berusaha mengokohkannya tanpa ada siapapun berhak mencampuri urusan internal Rusia ataupun Qatar.”

Dia melanjutkan, “Ini adalah urusan kedaulatan, Saudi maupun negara lain tidak berhak menerapkan tekanan apapun. Saya menganggap sikap itu campur tangan terbuka dalam urusan internal, baik bagi Rusia maupun Qatar.”

Pada 1 Juni lalu koran Le Monde terbitan Perancis melaporkan bahwa Raja Salman bin Abdulaziz telah melayangkan surat kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron berisi permintaan agar Perancis menghalangi Qatar memperoleh sistem S-400 buatan Rusia.

Menurut Le Monde, dalam surat itu Riyadh juga menyatakan siap melakukan “tindakan militer” terhadap Qatar jika negara ini mendapatkan sistem itu.

Menanggapi kabar ini, Wakil Ketua Komisi Pertahanan dan Keamanan Dewan Federasi Rusia, Alexei Kondratiev, mengatakan bahwa sikap Riyadh tidak akan berpengaruh pada rencana Moskow menjual S-400 kepada Qatar. (rt)