Rangkuman Berita Timteng, Jumat 19 Mei 2017

serangan jet tempur ASJakarta, ICMES: Tentara Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara terhadap milisi pendukung pemerintah Suriah dengan dalih bahwa mereka dapat mengancam pasukan AS dan kelompok-kelompok bersenjata dukungan AS di selatan Suriah.

Republik Islam Iran menyelenggarakan pemilu presiden (pilpres) ke-12 hari ini, Jumat (19/5/2017), di mana rakyat Iran akan memilih presiden untuk masa jabatan empat tahun ke depan.

Sumber-sumber militer Irak mengumumkan bahwa pasukan Irak berhasil membebaskan distrik “al-Iqtisadiyyin” dan sudah berada di perkampungan dan jalan terakhir wilayah yang diduduki ISIS di Mosul.

Menteri luar negeri Yaman pada “pemerintahan  penyelamatan” yang berbasis di Sanaa, ibu kota Yaman, Hisham Sharaf menyatakan pihaknya sedang menjalani perang diplomatik melawan agresi Arab Saudi dan sekutunya.

Berita selengkapnya;

AS Serang Konvoi Pasukan Pro-Pemerintah Suriah

Tentara Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara terhadap milisi pendukung pemerintah Suriah, Kamis (18/5/2017), dengan dalih mereka dapat mengancam pasukan AS dan kelompok-kelompok bersenjata dukungan AS di selatan Suriah.

Pejabat AS menyatakan bahwa milisi itu berjumlah puluhan, membawa satu tank dan sejumlah kecil kendaraan konstruksi. Mereka mengabaikan tembakan peringatan dari pesawat AS dan, menurut pernyataan pasukan koalisi pimpinan AS, mereka bahkan juga mengabaikan “upaya Rusia yang tampaknya adalah untuk menghalangi” gerak maju mereka.

Pejabat anonim AS menduga sekelompok milisi itu berusaha membangun posisi dengan dekat garnisun yang dipakai oleh tentara AS dan pasukan oposisi dukungan AS di sekitar kota kecil al-Tanf.

“Mereka berpotensi menyelidik untuk melihat seberapa dekat mereka bisa menjangkau al-Tanf,” katanya.

Seorang anggota pasukan pemberontak Suriah yang didukung AS mengatakan kepada Reuters bahwa konvoi itu terdiri atas milisi dukungan pemerintah Suriah dan Iran, dan mereka bergerak menuju pangkalanal-Tanf hingga kemudian bentrok dengan pasukan pemberontak.

Milisi itu diserang setelah mereka maju ke sekitar 17 mil (27 km) dari pangkalan tersebut.

Muzahem al Saloum dari kelompok pemberontak Maghawir al-Thawra mengatakan, “Kami memberitahu koalisi bahwa kami diserang oleh tentara Suriah dan Iran di titik ini, pasukan koalisi lantas datang dan menghancurkan gerak maju konvoi itu.”

Menteri Pertahanan AS Jim Mattis ketika ditanya tentang serangan udara tersebut menyatakan peran AS dalam konflik Suriah tidak berubah.

“Tidak. Kami tidak meningkatkan peran kami dalam perang sipil Suriah. Tapi kami akan mempertahankan pasukan kami,” katanya.

Belum ada komentar dari pihak pemerintah Suriah ataupun Rusia selaku sekutu Suriah mengenai peristiwa ini.

Pasukan khusus AS dan Inggris berkonsentrasi di pangkalan al-Tanaf dan pernah mendapat beberapa kali serangan dalam bulan terakhir.

AS mulai campur tangan militer di Suriah sejak 2014, tapi menghindari keterlibatan langsung dalam perang saudara di Suriah. (reuters)

Iran Hari Ini Menyelenggarakan Pilpres ke-12 

Republik Islam Iran menyelenggarakan pemilu presiden (pilpres) ke-12 hari ini, Jumat (19/5/2017), di mana rakyat Iran akan memilih presiden untuk masa jabatan empat tahun ke depan di antara empat capres yaitu, presiden petahana Hassan Rouhani, Ebrahim Raisi, Mostafa Mir-Salim, dan Mostafa Hashemi-Taba.

Kemendagri Iran menyatakan bahwa hasil pemilu akan diumumkan secara bertahap bersamaan dengan proses penghitungan suara, dan semua tahap pendahuluan penyelenggaraan pemilu berjalan lancar tanpa ada gangguan keamanan apapun berkat upaya keras aparat keamanan.

Setelah satu hari masa tenang pasca kampanye sekira 65 juta warga berhak pilih akan memberikan suaranya hari ini, dan di antara empat capres yang ada terdapat dua orang yang paling berpeluang memenangi suara, yiatu Rouhani dari kubu reformis dan Raisi dari kubu konservatif.

Sebelumnya, capres Bagher Ghalibaf yang juga disebut berasal dari kubu konservatif telah mengundurkan diri demi memberikan kesempatan lebih besar bagi kemenangan Raisi.

Berbagai seruan telah dikumandangkan oleh para pejabat dan tokoh di negeri Persia ini, terutama pemimpin besar revolusi, Grand Ayatullah Ali Khamenei,  agar rakyat Iran berbondong-bondong mendatangi tempat pemungutan suara demi menyukseskan pemilu, karena kesuksesan ini juga menjadi simbol kekuatan Iran dalam menghadapi musuh-musuhnya di luar. (alalam)

Pasukan Irak Berada Di Jalanan Terakhir Wilayah Pendudukan ISIS Di Mosul

Sumber-sumber militer Irak, Kamis malam (18/5//2017), mengumumkan bahwa pasukan Irak berhasil membebaskan distrik “al-Iqtisadiyyin” yang notabene zona pertempuran paling sulit antara pasukan Irak dan gerombolan teroris takfiri ISIS di bagian barat Mosul.

Disebutkan bahwa dengan pembebasan itu pasukan Irak praktis juga hampir berhasil membebaskan sepenuhnya distrik “17 Juli”, sementara pasukan relawan al-Hashd al-Shaabi berhasil membebaskan sebuah pangkalan udara militer dan sejumlah desa di bagian barat provinsi Nineveh.

Pasukan Irak dewasa ini sedang bergerak maju menuju lorong-lorong dan jalanan terakhir bagian barat Mosul yang masih diduduki ISIS, setelah sebelumnya dilaporkan bahwa sebanyak lebih dari 95% bagian barat Mosul sudah lepas total dari cengkraman ISIS.

Kawasan al-Iqtisadiyyin disebut-sebut sebagai kawasan paling sulit dalam pertempuran melawan ISIS dan dengan pembebasan distrik “17 Juli” nanti maka riwayat ISIS yang sudah berjalan 35 bulan di Mosul akan tamat.

Sami al-Masoudi, salah seorang komandan Al-Hashd al-Shaabi, menyatakan pihaknya telah membebaskan enam desa lagi di Nineveh barat, Kamis. Dia menambahkan bahwa pihaknya juga telah membebaskan pangkalan udara yang dalam laporan beberapa media disebutkan bernama landasan udara Washington.

Menurut keterangan al-Hashd al-Shaabi, landasan udara militer itu berada di sahara Sinjar di selatan daerah Qiravan yang sampai sekarang masih menjadi ajang pertempuran sengit antara pasukan relawan ini dan kelompok teroris ISIS. (irna)

Kemlu Yaman Jalankan Misi Perang Diplomasi

Menteri luar negeri Yaman pada “pemerintahan  penyelamatan” yang berbasis di Sanaa, ibu kota Yaman, Hisham Sharaf menyatakan pihaknya sedang menjalani perang diplomatik melawan agresi Arab Saudi dan sekutunya yang “gagal membungkam suara pemerintahan ini” meskipun  Saudi dan sekutunya memiliki kerajaan media yang sangat besar.

Seperti dikutip Ray al-Youm, Kamis (18/5/2017), dalam wawancara dengan al-Alam, Hisham Sharaf menyatakan bahwa pemerintahan penyelamatan dalam kerjanya yang sudah berjalan lima bulan telah berhasil berkomunikasi dengan semua negara dunia, dan semua laporan rinci mengenai agresi Saudi dan sekutunya terhadap Yaman telah disampaikan kepada semua lembaga internasional dan kedutaan besar negara-negara sahabat.

Dia menjelaskan bahwa kementerian luar negeri yang dipimpinannya sejauh ini lebih berfungsi sebagai kementerian perang diplomasi, dan telah membongkar kedok demi kedok Saudi Cs dalam berusaha mencemarkan nama baik pemerintahan penyelamatan Yaman.

Menurutnya, pemerintahan ini tidak membuntuti pihak manapun dan masalah ini juga sudah dijelaskan dalam suratnya kepada PBB.

Dia juga mengakui bahwa semua lembaga dunia telah menjalankan misi kemanusiaannya di Yaman, tapi dia memastikan semua itu masih belum cukup, mengingat besarnya tingkat kerusakan yang terjadi akibat serangan Saudi Cs dan adanya jutaan warga sipil yang mengungsi.

“Saudi sedapat mungkin berusaha menghalangi kerja organisasi-organisasi ini dan merusak misi mereka melalui blokade, intimidasi berkenaan dengan pelabuhan Hudaydah, dan pemboman terhadap konvoi-konvoi pengangkut bahan makanan yang kemudian disusul dengan pretensi bahwa semua ini terjadi akibat kesalahan,” paparnya.

Mengenai status pemerintahannya itu dia menegaskan pihaknya tidak mau mencari pengakuan dari pihak manapun.

“Cukuplah bagi pemerintahan ini pengakuan dari rakyat Yaman sendiri, dan faktanya mengatakan bahwa pemerintahan ini merepresentasikan seluruh rakyat,” katanya. (rayalyoum)