Kebanggaan dan Harga Diri, Inspirasi Iran Bagi Dunia

vltcheckOleh: Andre Vltchek*

Iran adalah negara yang kuat, tetapi bukan negeri yang “membatu”. Sebagaimana dunia di sekitarnya terus berubah, Iran pun berubah; Iran berkembang dan bereaksi terhadap keadaan dan berbagai perkembangan geopolitik.

Dunia ini tidak selalu ramah dan Iran telah menderita dalam banyak fase. Barat menyerang setiap kali negara ini berani bersikeras memilih independensi: selama pemerintahan Perdana Menteri Mohammad Mosaddegh, atau setelah Revolusi Islam 1979. Pasca Revolusi, Barat mensponsori invasi Irak yang menyebabkan perang berkepanjangan dan mematikan (1980-1988). Barat berkali-kali melakukan intervensi, mensponsori invasi dan berbagai aksi terorisme yang mengambil nyawa orang-orang Iran, tak terhitung jumlahnya.

Pada 2015, saya mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dan bicara pada “2nd International Congress on 17.000 Iranian Terror Victims” (Kongres Internasional tentang 17.000 Korban Teror di Iran). Sambil berbagi pemikiran dengan tuan rumah dan para peserta kongres, saya banyak mempelajari penderitaan mereka (yang tidak banyak diberitakan di Barat) dan ketidakadilan  yang diterima oleh bangsa Iran dari negara-negara Barat dan para sekutunya.

Kunjungan saya ke Teheran adalah pengalaman yang membuka mata karena alasan lain: saya mengira saya akan memasuki sebuah masyarakat yang diblokade, bertahan, curiga, tertutup, dan sedih. Namun yang saya dapati adalah kota yang besar dan indah, penuh kehidupan dan warna, kaya dengan budaya dan sejarah; sebuah kota sosialis sejati dengan ruang publik yang tak terhitung jumlahnya, transportasi publik yang modern, dengan amat banyak program yang ditujukan untuk peningkatan kemakmuran warga kota.

Saya merasa sedang berada di rumah saat di Teheran. Saya bertanya kepada tuan rumah dan beberapa akademisi dan pemikir yang saya temui, “Mengapa Teheran terasa seperti sebuah kota di negara-negara revolusioner kami di Amerika Latin?” Jawaban mereka berikan segera, “Pemerintah Iran sangat dekat dengan pemimpin Venezuela! Negara-negara ini memiliki banyak persamaan nilai.”

Iran saat ini dengan bangga berdiri sejajar dengan negara-negara yang melawan tegas pendiktean Barat. Iran menjadi tidak terpisahkan dalam aliansi anti-imperialis, yang beranggotakan negara-negara seperti Rusia, China, Venezuela, Kuba, Afrika Selatan, dan Suriah.

Dalam sejarah modern, Iran tidak pernah menyerang, menginvasi negara manapun, dan sepertinya tidak akan pernah. Namun, sebagai imbal balik dari kebijakan tidak agresif ini, Iran menuntut perlakukan yang hormat dan kesetaraan, serta keamanan bagi rakyatnya.

Dan kini terlihat jelas bahwa Barat tidak mau memenuhi tuntutan dasar dan wajar seperti ini di tengah masyarakat internasional. Alih-alih bekerja untuk perdamaian dunia, Barat menciptakan citra buruk dan memprovokasi negara-negara yang tidak mau melepas kemerdekaannya, dari Rusia hingga China. Barat memicu berbagai kudeta mematikan (baik yang sukses, maupun yang gagal), sebagaimana yang baru-baru ini terjadi di Brazil dan Venezuela. Barat mencekik negara-negara yang independen dengan sanksi-sanksi yang tidak adil, seperti yang terjadi di Kuba, Eritrea, atau Iran. Dan bahkan mereka secara langsung menyerang dan menghancurkan negara-negara yang menolak menyerah meskipun telah mengalami tekanan yang amat buruk, sebagaimana yang terjadi di Irak, Libya, Afghanistan, atau Suriah (meskipun di Suriah, Barat gagal untuk mencapai tujuan jahatnya).

Iran menolak menyerah pada kekuatan brutal itu. Iran menegakkan haknya untuk membela diri dengan membangun sistem pertahanan. Iran menjaga laut dan udaranya, dan ketika diprovokasi dan dihina, negara ini bahkan mengirimkan kapal perangnya ke perairan internasional di dekat laut AS.

Iran menolak bersikap seperti negara lemah, atau seperti korban. Seperti China, Kuba dan Rusia, Iran menginspirasi negara-negara lain di dunia dengan cara memperlihatkan kebanggaan dan harga diri, menghadapi tantangan dengan tegas, serta menunjukkan kekuatan dan keberanian ketika keamanan dan kehormatannya terancam.

Baru-baru ini, Iran mengirim delegasi tingkat tinggi ke Amerika Latin untuk memperkuat ikatan dengan sejumlah negara yang revolusioner dan kiri di sana.

Hubungannya dengan Beijing dan Moskow tumbuh secara stabil. Iran bahkan mengizinkan angkatan udara Rusia untuk menggunakan bandara militernya, dalam rangka memfasilitasi upaya Rusia untuk membantu Suriah melawan teroris yang disponsori asing.

Di Suriah, Teheran mempertahankan hubungan dekatnya dengan pemerintahan yang sah, dan di Lebanon, negara ini bekerja sama dengan Hezbollah –satu-satunya gerakan nasional yang mampu dan bersedia memberikan pelayanan sosial kepada seluruh warga—untuk melawan ISIS di perbatasan dengan Suriah, dan menghalangi invasi Israel.

Iran bersama Rusia dan negara-negara lain, juga terlibat dalam mengupayakan solusi damai atas konflik yang terus terjadi di Afghanistan.

Iran juga secara tegas menentang serangan brutal Saudi ke Yaman, penjajahan Israel atas Palestina, dan penyebaran kelompok-kelompok teroris di kawasan (yang disponsori oleh Barat dan sekutunya di Timteng).

Sudah pasti, tanpa Iran dan sikap tegasnya melawan imperialisme, ‘film’ terakhir dari perlawanan dan perjuangan kemerdekaan yang sejati di Timur Tengah, telah lama usai.

Media mainstream Barat terus mengingatkan kita bahwa Iran adalah sebuah republik Islam, dan dengan definisi itu, Iran tidak dapat memiliki tujuan dan kepentingan yang sama seperti negara-negara revolusioner dan sekuler di Amerika Latin atau di tempat lain. Itu tidak benar. Pemerintah Iran, di atas segalanya, terlibat dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi warganya, dan di saat yang sama, terlibat dalam perjuangan gigih menciptakan dunia yang bebas dari kolonialisme atau neo-kolonialisme.

Pemimpin Iran dan warganya dengan mudah menemukan ‘bahasa’ yang sama dengan bangsa-bangsa di Amerika Latin, Asia, Afrika dan tentu saja, Timur Tengah.

Hubungan langsung pun telah dibangun Iran dengan negara-negara itu dan warganya. Dengan cara itu mereka melawan media Barat dan agen propagandanya dalam menjelaskan tentang Iran kepada dunia. Iran telah membuat channel televisi, Press TV, untuk melawan propaganda anti Iran dan menghadapi narasi imperialis Barat di Timur Tengah. Press TV adalah media yang penting, kuat, dan independen, setara dengan RT (Rusia), CGTV (China) dan Telesur (Amerika Latin).

38 tahun setelah Revolusi, Iran tetap berdiri menjulang. Tentu saja, banyak tantangan yang dihadapinya, namun posisi pentingnya dalam konstelasi dunia saat ini sudah tidak bisa diabaikan. Iran kini berada di sebuah ‘perusahaan baik’ bersama bangsa-bangsa yang menginginkan keselamatan, persamaan hak, dan kemakmuran di planet ini, bukan ‘perusahaan’ yang menginginkan keuntungan jangka pendek dengan melakukan kekerasan dan penjarahan imperialis.[]

diterjemahkan oleh Dina Y. Sulaeman).

*ANDRE VLTCHEK adalah seorang novelis, wartawan investigasi dan pembuat film. Andre adalah penulis sejumlah buku termasuk On Western Terrorism (2013), Indonesia: Archipelago of Fear (2012), Oceania (2009) dan Western Terror: From Potosi to Baghdad (2006). Exile: Pramoedya Ananta Toer in conversation with Andre Vltchek and Rossie Indira (2006) juga terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul Saya Terbakar Amarah Sendirian! (2005).

Tulisan versi English: khamenei.ir